Memiliki rumah sendiri adalah impian banyak millenial di Gresik. Dengan pertumbuhan kota yang pesat dan harga properti yang terus meningkat, membeli rumah pertama bisa menjadi tantangan tersendiri. Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia, harga properti residensial di Jawa Timur mengalami kenaikan rata-rata sekitar 3-5% per tahun (sumber : hpneedlepoint). Hal ini membuat banyak millenial bertanya-tanya: kapan waktu yang tepat untuk membeli rumah, dan bagaimana cara mendapatkan hunian yang sesuai dengan kebutuhan serta anggaran?
Bagi Anda yang ingin membeli rumah pertama di Gresik, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar keputusan yang diambil tidak hanya tepat, tetapi juga menguntungkan di masa depan. Artikel ini akan membahas berbagai aspek yang harus diperhatikan sebelum membeli rumah pertama, termasuk perencanaan keuangan, pemilihan lokasi, hingga cara mendapatkan pembiayaan yang sesuai.
Perencanaan Keuangan yang Matang
Membeli rumah bukanlah keputusan yang bisa diambil secara impulsif. Diperlukan perencanaan keuangan yang matang agar tidak memberatkan kondisi finansial di masa depan. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Menentukan Anggaran
Sebelum mulai mencari rumah, tentukan terlebih dahulu berapa anggaran maksimal yang bisa dialokasikan. Sebagai panduan, total cicilan KPR idealnya tidak lebih dari 30-40% dari total pendapatan bulanan agar tidak mengganggu kebutuhan lain. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan pengeluaran lain seperti kebutuhan pokok, investasi, dan dana darurat agar kondisi finansial tetap stabil.
2. Menghitung Uang Muka (DP)
Kebanyakan bank mensyaratkan uang muka minimal 10-20% dari harga rumah. Jika Anda berencana membeli rumah dengan harga Rp500 juta, maka setidaknya perlu menyiapkan DP sebesar Rp50-100 juta. Semakin besar DP yang dibayarkan, semakin kecil jumlah pinjaman yang harus dicicil setiap bulan. Oleh karena itu, menabung DP sejak dini adalah langkah yang bijak.
3. Biaya Tambahan
Selain harga rumah dan DP, ada beberapa biaya tambahan yang perlu diperhitungkan, seperti biaya notaris, pajak pembelian, biaya administrasi bank, serta biaya renovasi jika diperlukan. Misalnya, biaya notaris bisa berkisar antara 1-2% dari harga rumah, sementara pajak pembelian rumah (BPHTB) biasanya sekitar 5% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Jangan lupa juga memperhitungkan biaya pemeliharaan rumah dalam jangka panjang.
4. Menyiapkan Dana Darurat
Setelah membeli rumah, tetap perlu menyisihkan dana darurat untuk keperluan tak terduga, seperti perbaikan rumah atau biaya lain yang muncul di luar perhitungan awal. Idealnya, dana darurat yang disiapkan adalah sekitar 3-6 bulan dari total pengeluaran bulanan. Dengan adanya dana darurat, Anda dapat menghindari risiko keuangan yang tidak terduga dan tetap dapat memenuhi kewajiban cicilan rumah tanpa kendala.
Memilih Lokasi yang Strategis
Lokasi adalah salah satu faktor utama yang menentukan kenyamanan dan nilai investasi rumah. Untuk millenial di Gresik, beberapa kriteria yang bisa dijadikan pertimbangan antara lain:
Dekat dengan Pusat Aktivitas
Pilih lokasi yang dekat dengan tempat kerja, fasilitas umum, serta pusat perbelanjaan agar mobilitas lebih mudah. Selain itu, pertimbangkan juga akses ke tempat hiburan, restoran, dan area rekreasi yang sering dikunjungi agar gaya hidup tetap seimbang.
Akses Transportasi yang Baik
Rumah yang dekat dengan akses tol, jalan utama, atau transportasi umum akan mempermudah aktivitas sehari-hari dan meningkatkan nilai properti di masa depan. Selain transportasi umum, perhatikan juga ketersediaan layanan transportasi online seperti ojek dan taksi daring yang dapat mempermudah mobilitas tanpa kendaraan pribadi.
Lingkungan yang Nyaman dan Aman
Pastikan lingkungan sekitar memiliki fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. Selain itu, keamanan juga menjadi faktor penting dalam memilih rumah pertama. Periksa apakah daerah tersebut memiliki sistem keamanan yang baik, seperti CCTV, pos keamanan 24 jam, dan akses terbatas untuk penghuni perumahan.
Potensi Kenaikan Nilai Properti
Pilih lokasi yang memiliki prospek pertumbuhan harga properti yang baik. Kawasan seperti Manyar, Driyorejo, dan Gresik Kota Baru bisa menjadi pilihan menarik karena perkembangan infrastrukturnya yang pesat. Pastikan juga bahwa wilayah tersebut memiliki rencana pembangunan fasilitas publik, seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, atau jalan baru, yang dapat meningkatkan nilai properti dalam beberapa tahun ke depan.
Tips Memilih Jenis Properti yang Sesuai
Ada beberapa jenis properti yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, antara lain:
Rumah Tapak
Rumah tapak adalah pilihan ideal bagi Anda yang ingin memiliki hunian dengan halaman sendiri. Rumah jenis ini menawarkan fleksibilitas dalam hal renovasi dan ekspansi di masa depan, sehingga lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan keluarga.
Selain itu, rumah tapak biasanya memiliki privasi lebih dibandingkan dengan apartemen atau rumah cluster. Namun, biaya perawatan rumah tapak cenderung lebih tinggi, terutama dalam hal pemeliharaan taman, kebersihan lingkungan, serta keamanan. Oleh karena itu, pertimbangkan juga faktor keamanan dan aksesibilitas sebelum memilih rumah tapak.
Apartemen atau Rumah Cluster
Untuk millenial yang menginginkan hunian praktis dengan fasilitas modern, apartemen atau rumah cluster bisa menjadi pilihan. Apartemen biasanya dilengkapi dengan fasilitas seperti kolam renang, gym, dan keamanan 24 jam, yang memberikan kenyamanan tambahan bagi penghuninya.
Di sisi lain, rumah cluster juga menawarkan lingkungan yang lebih eksklusif dengan sistem keamanan terintegrasi dan desain yang seragam. Namun, perlu diperhatikan bahwa baik apartemen maupun rumah cluster memiliki biaya bulanan tambahan seperti service charge dan iuran keamanan yang harus diperhitungkan dalam anggaran.
Rumah Subsidi
Jika anggaran terbatas, rumah subsidi dari pemerintah bisa menjadi solusi terbaik. Rumah subsidi umumnya ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dengan harga lebih terjangkau dan skema cicilan ringan. Namun, sebelum membeli rumah subsidi, pastikan untuk mengecek legalitasnya, fasilitas yang tersedia, serta lokasi apakah strategis atau jauh dari pusat kota.
Perlu diingat juga bahwa rumah subsidi memiliki ketentuan khusus, seperti batasan harga jual kembali dalam periode tertentu serta persyaratan kepemilikan yang lebih ketat dibandingkan rumah komersial.Jika anggaran terbatas, rumah subsidi dari pemerintah bisa menjadi solusi. Rumah subsidi biasanya memiliki harga lebih terjangkau dengan skema cicilan ringan.
Cara Memilih Skema Pembelian yang Tepat
Terdapat beberapa skema pembelian rumah yang bisa dipertimbangkan, antara lain:
1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
KPR adalah pilihan paling umum bagi millenial. Sebelum mengajukan KPR, pastikan memiliki skor kredit yang baik agar peluang mendapatkan persetujuan lebih tinggi. Skor kredit dapat dipengaruhi oleh riwayat pembayaran cicilan lainnya, seperti kartu kredit dan pinjaman pribadi. Selain itu, pastikan memilih bank dengan suku bunga kompetitif dan tenor yang sesuai dengan kemampuan finansial. Periksa pula apakah bank tersebut menawarkan skema KPR subsidi atau reguler yang lebih sesuai dengan kondisi keuangan Anda.
2. Cicilan Developer
Beberapa pengembang menawarkan skema cicilan langsung tanpa melalui bank. Biasanya tenor lebih pendek, namun syarat lebih fleksibel. Keuntungan dari skema ini adalah proses administrasi yang lebih cepat tanpa harus melalui proses verifikasi kredit di bank. Namun, penting untuk memahami ketentuan yang diberlakukan, seperti denda keterlambatan, kenaikan harga jika pembayaran dilakukan dalam waktu lama, serta legalitas pengembang agar tidak terjadi sengketa di kemudian hari.
3. Membeli Tunai Bertahap
Jika memiliki cukup tabungan, membeli rumah dengan skema tunai bertahap bisa menjadi solusi untuk menghindari bunga bank. Biasanya skema ini ditawarkan oleh pengembang tertentu dengan sistem pembayaran yang disesuaikan dengan kesepakatan kedua belah pihak. Keunggulannya adalah tidak adanya beban bunga, namun kelemahannya adalah membutuhkan dana yang lebih besar dalam waktu singkat. Oleh karena itu, pastikan kondisi finansial Anda benar-benar mendukung sebelum memilih opsi ini.
Mengecek Legalitas dan Kondisi Rumah
Sebelum memutuskan membeli rumah, pastikan untuk melakukan pengecekan terhadap aspek legalitas dan kondisi fisik rumah:
Legalitas Tanah dan Bangunan
Pastikan rumah memiliki sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) yang sah. Jika rumah masih berstatus Hak Guna Bangunan (HGB), pastikan Anda mengetahui prosedur perubahan status menjadi Hak Milik (SHM) untuk menghindari masalah hukum di kemudian hari. Periksa juga riwayat kepemilikan tanah untuk memastikan tidak ada sengketa atau masalah hukum yang melekat pada properti tersebut.
Cek IMB dan PBB
Pastikan rumah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sesuai dengan peruntukan hunian. IMB adalah dokumen penting yang menunjukkan bahwa bangunan telah dibangun sesuai dengan regulasi yang berlaku. Selain itu, periksa apakah Pajak Bumi Bangunan (PBB) sudah dibayarkan secara rutin oleh pemilik sebelumnya. Hal ini penting untuk menghindari tunggakan pajak yang dapat membebani Anda sebagai pemilik baru.
Kondisi Bangunan
Jika membeli rumah bekas, lakukan inspeksi menyeluruh terhadap kondisi bangunan. Periksa struktur utama seperti fondasi, dinding, dan atap untuk memastikan tidak ada retakan atau kebocoran. Pastikan instalasi listrik memenuhi standar keamanan untuk menghindari risiko korsleting. Selain itu, cek sistem pembuangan air dan sanitasi untuk memastikan tidak ada masalah saluran air yang bisa menyebabkan banjir atau kebocoran di masa mendatang. Jika perlu, gunakan jasa inspektor properti profesional untuk mendapatkan laporan lengkap mengenai kondisi rumah.
Membeli rumah pertama adalah keputusan besar yang membutuhkan perencanaan matang, terutama bagi millenial di Gresik. Dengan memahami aspek keuangan, memilih lokasi strategis, serta mengecek legalitas properti, Anda bisa mendapatkan rumah impian yang tidak hanya nyaman tetapi juga menguntungkan di masa depan.
Selain itu, memahami tren pasar properti lokal dan mempersiapkan strategi negosiasi yang tepat dapat membantu dalam mendapatkan harga terbaik. Jangan lupa untuk mempertimbangkan faktor jangka panjang, seperti potensi kenaikan nilai properti dan kemudahan akses terhadap fasilitas umum, sehingga investasi ini tetap memberikan manfaat di masa mendatang.